Jumat, 29 Januari 2010

info Getor Jemaat Karassik


Bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.

(Efesus 3 : 21)

Seperempat abad Jemaat Karassik

1984 – 2009

Seperempat abad Jemaat Karassik

1984 – 2009

Bagi DIAlah Kemuliaan didalam Jemaat………..

Lonceng Pertama Pukul 06.30 dengan ayunan tangan Penatua Thomas Rukka memukul peleg mobil yang digantung pada sebatang pohon Jambu yang tumbuh di halaman Syamas Yulianus Pongrekun.

Hari itu Minggu tanggal 19 September 1982 merupakan Ibadah pertama Pembukaan Cabang Kebaktian Karassik.

Peserta Ibadah saat itu seratus tujuh puluh sembilan warga jemaat termasuk paduan suara Imanuel dari Jemaat Rantepao tergerak untuk beribadah disuatu teras Rumah yang ditempati Thomas Rukka .

Sukacita berbaur keharuan menambah keheningan pada saat Pendeta R. Tanggulungan B.Th yang memimpin Ibadah pada saat itu keluar dari ruang tamu yang dianggap sebagai konsistori, sementara bangku dan kursi yang digunakan jemaat berbagai model karna pinjaman dari warga sekitar termasuk mimbar yang diambil dari jemaat Rantepao.

Pembacaan alkitab dalam ibadah dari Efesus 3 : 14-21 dengan penekanan pada ayat 12 “ Bagi DIAlah kemuliaan didalam Jemaat dan didalam Kristus turun temurun sampai selama-lamanya , Amin”

Pelaksanaan Ibadah pada hari itu dimungkinkan sebagai suatu hasil dari proses yang diawali dengan persuratan tiga orang majelis Gereja kelompok Karassik Selatan masing-masing

Pnt. Thomas Rukka,

Pnt Johanis Takko dan

Syms Julianus Pongrekun ,

tanggal 12 juni 1982 mereka bermohon kepada majelis gereja jemaat Rantepao agar kelompok Karassik Selatan diperkenan untuk dibuka satu cabang kebaktian. Dua hari kemudian surat tersebut dibahas dalam rapat dengan keputusan

disetujui pembukaan Cabang Kebaktian Karrassik di kelompok Karassik Selatan , keputusan diwartakan kepada Jemaat dua kali berturut turut pada kebaktian hari minggu tanggal 5 dan 12 September 1982.

Konsekuensi awal sebagai suatu Cabang Kebaktian harus memiliki Kepengurusan Majelis Gereja yang tentu ditetapkan dari majelis yang ada di kelompok Karassik

Rapat tanggal 3 Januari 1983 menetapkan komposisi majelis yang terdiri dari :

Ketua : Syamas J.Pongrekun

Sekertaris : Pnt Thomas Rukka

Bendahara : Pnt. J.Takko

Pembantu umum : Pnt. Daniel Tarru’

Sebagai suatu cabang kebaktian yang penuh keterbatasan dapat dimaklumi jika majelis yang berfungsi sebagai pengurus juga merangkap sebagai kordinator kelompok .

Th Rukka Koordinator Kelompok 1,

J.Takko Koordinator kelompok 2 dan

Daniel Tarru Kordinator kelompok 3.

Kesungguhan setelah cabang kebaktian menarik Tim Visitasi untuk berkunjung ke Cabang Kebaktian Karassik pada tanggal 21 April 1983 bersamaan dengan kunjungan ke Cabang Kebaktian Malango’ dan Cabang Kebaktian Buntu Pasele dimana hasil perkunjungan Tim Visitasi dilaporkan dalam Sidang Klasis di Jemaat Tilengko pada tanggal 14 Juli 1983.

Tim Visitasi terdiri dari Ketua J.S.Parura, Sekertaris Y Senong dilengkapi tujuh anggota J.P.Masiku, Thomas Rukka, Tangke, S.Popang, M.Sanda, Rante Lembang, dan Marthen Minggu.

Keputusan Sidang Klasis pada saat itu pukul 23.15 menyeujui ketiga cabang kebaktian menjadi Jemaat masing-masing ;

Jemaat Malango’

Jemaat Buntu Pasele dan

Jemaat Karassik.

Dengan dasar Keputusan Sidang Klasis oleh Ketua Klasis menerbitkan surat Keputusan Komisi Usaha Klasis tanggal 1 Januari 1984 ditanda tangani oleh Pdt N.Bakurru B.Th selaku ketua KUK ( Komisi Usaha Klasis) Rantepao.

Selanjutnya oleh Majelis Gereja Jemaat Rantepao mengeluarkan Surat pada tanggal yang sama dengan Nomor 156/MGR/84 tentang Penetapan Jemaat Dewasa yang ditanda tangani oleh

Pdt.Y.P.Polanus B.Th selaku Ketua dan Pnt.T.S.Lande’ selaku Sekertaris.

Pendewasaan ketiga Jamaat menambah jumlah Jemaat dalam Klasis Rantepao menjadi delapan jemaat masing-masing

1. Jemaat Rantepao,

2. Jemaat Saloso,

3. Jemaat Tilengko,

4. Jemaat .Mariri,

5. Jemaat Batulelleng,

6. Jemaat Malango’,

7. Jemaat Buntu Pasele, dan

8. Jemaat Karassik.

Pada saat itu dalam Klasis Rantepao masih ada dua cabang kebaktian yakni

1. cabang Kebaktian Pasele yang saat ini bernama Jemaat Elim Rantepao dan

2. CabangKebaktian Ba’lele.

Jumlah Kepala Rumah Tangga pada saat itu sebanyak 60 Kepala Keluarga yang terdiri dari dua kelompok.

Kelompok Karassik Selatan 32 Kepala Keluarga dilayani 3 penatua dan 1 Syamas masing-masing Penatua Thomas Rukka, Pnt. Yohanis Takko, Pnt Daniel Tarru’ dan Syamas Yulianus Pongrekun.

Kelompok Karassik Utara 28 Kepala Keluarga dilayani 2 Penatua masing-masing Penatua Yohanis Pabuaran dan Penatua Karel Karaeng.

Tiga puluh hari setelah didewasakan anggota Jemaat bertambah dengan pindahnya sebagian anggota jemaat Karambe bersama dengan Majelisnya sebanyak tujuh belas kepala keluarga . Perpindahan ini semata disebabkan karna kedekatan pelayanan

Jemaat semakin bertumbuh dan seiring dengan penambahan anggota juga pengunjung ibadah hari minggu setiap minggu bertambah, yang berakibat pada diperluasnya pembatas tempat ibadah yang menggunakan plastik (karorok) setiap minggu digeser tanpa diimbangi perluasan atap.

Perkembangan ini memaksa para Majelis Gereja mulai berpikir dan menjajaki tempat Ibadah yang lebih permanen. Beberapa tempat dijajaki dengan suatu keyakinan bahwa Tuhan tidak akan membiarkan dan pasti akan membuka jalan, bahkan ada suatu keberanian yang luar biasa karna sebagai Jemaat yang baru didewasakan dengan kemampuan ekonomi warga yang biasa-biasa

saja ada keberanian untuk mengadakan suatu negosiasi dengan pemilik tanah.

Jawaban Tuhan atas pergumulan tempat ibadah permanen mulai nampak dengan terbukanya kemungkinan Negosiasi dengan Pemilik tanah .

Fakta yang nyata atas tanah tersebut pada saat itu masih terdapat pondasi bangunan permanen dari keluarga Janda Jaksa Pasolang, namun dari keluarga Janda Roya yang diwakili oleh anaknya Elis menganggap bahwa tanah tersebut adalah miliknya.

Kondisi tersebut oleh Penatua Yulianus Pongrekun mengambil sikap untuk menghubungi keduanya dan kesimpulan sementara bahwa tanah tersebut untuk sementara dipinjamkan oleh Janda Pasolang kepada jemaat Karassik.

Status tersebut tidak berlangsung lama ahirnya oleh Janda Pasolang atas dukungan anak-anaknya merelakan untuk dimiliki oleh Jamaat Karassik dengan status dibeli secara cicil.

Penatua Yulianus Pongrekun berpikiran lain dengan menawarkan pembayaran juga kepada Keluarga Janda Roya, namun tawaran tersebut ditolak yang bersangkutan dengan alasan bahwa akan memperkarakan lewat jalur hukum.Penyelesaian secara Hukum telah dilewati dan terahir telah dibuktikan dengan Keputusan Mahkamah Agung RI No 3833/PDT/1996. Yang memenangkan Jemaat Karassik sebagai pemilik

Dengan dasar tersebut Badan Pertanahan menerbitkan Sertifikat pada tanggal 21 September 1999 nomor 89.520.2.53.09-1999.

Kamu menabur banyak , tetapi membawa pula hasil sedikit, kamu makan tetapi tidak sampai kenyang, kamu minum tetapi tidak sampai puas , dan orang yang bekerja untuk upah ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlubang. (Hagai 1 : 6)

Nats ini dibacakan oleh Pendeta Yan Kole yang memimpin ibadah pendirian tiang pertama pada tanggal 24 Januari 1984 dilanjutkan doa syafaat oleh Pendeta Y.P.Polandus. (Saat itu pendeta Yan Kole sedang study lanjut di STT Rantepao.)

Dalam waktu yang tidak terlalu lama berdirilah sebuah Gedung Gereja semi permanen tiang dan kuda-kuda dari buangin dengan dinding papan , atap seng lantai semen.

Pembangunan lebih banyak dilaksanakan secara swadaya keterlibatan warga Jemaat dan masyarakat sekitar mulai dari anak-anak, wanita orang tua setiap minggu dilaksanakakan .

Pelaksanaan Program pembangunan ini tanpa diawali dengan satu anggaran dan gambar.

Sebagai suatu Jemaat yang baru didewasakan berdasarkan Keputusan Sidang Klasis Rantepao tanggal 27 Maret 1984 Pdt Y.P.Polandus mendapat tugas untuk menjadi Pendeta Konsulen dan dalam kaitan Tata Gereja bagi Jemaat yang belum memiliki pendeta tetap salah seorang dari penatua ditetapkan sebagai Guru jemaat, Rapat Mmajelis pada 7 mei 1984 memutuskan untuk mengangkat Penatua Thomas Rukka menjadi Guru Jemaat sampai ada Pendeta tetap.

Sungguh nampak campur tangan Tuhan dalam perkembangan Pembangunan dan Pelayanan dalam Jemaat Karassik, kerinduan dalam beribadah semakin besar termasuk warga dari Jemaat lain. Perkembangan ini direspon oleh Majelis Gereja dan dalam rapat tanggal 6 Nopember 1988 diputuskan untuk membuka Ibadah ketiga dimalam hari pada Jam 19.00.

Sejalan dengan perkembangan Pelayanan, kehadiran seorang gembala sudah tidak dapat ditunda dan lewat suatu proses yang tidak terlalu lama Pendeta Junus Ponipadang B.Th pada tanggal 12 Pebruari 1989 diteguhkan sebagai Pendeta Jemaat Karassik yang pertama.

Tanpa terasa bangunan Semi permanen sudah dimanfaatkan selama sepuluh Tahun, Majelis bersama dengan warga Jemaat sudah bertekat untuk membangun Gereja Permanen. Atas perkenanNYA dalam suatu Ibadah Khusus pada hari Jumat tanggal 13 Mei 1994 peletakan Batu pertama dilaksanakan. Hadir dalam acara tersebut sekaligus meletakkan batu pertama dan memberi sambutan masing-masing :

Bapak (Alm) Soleman selaku Pembantu Bupati Wilayah Utara.

Bpk Steven Sonda Bassa mewakili BPS Gereja Toraja,

Bpk Pendeta J.Ponipadang mewakili Ketua BPSW II

Bpk. (Alm) Julianus Pongrekun mewakili Jemaat.

Modal awal dalam pembangunan Gedung Gereja diawali dengan pengakuan spontan dari masing-masing Majelis dan membuka kesempatan lewat sumbangan seekor ayam dari masing-masing warga Jemaat.

Luar biasa dari sumbangan awal ini ditambah dengan partisipasi tenaga warga Jemaat dapat menyelesaikan pembuatan Pondasi secara keseluruhan.

Tanpa terasa jika dihitung pada hari ini kembali kepada waktu sejak diletakkannya batu pertama, maka telah berlalu waktu yang cukup panjang lima belas tahun tiga bulan, dan bersamaan dengan itu Jemaat bergumul menyatakan kebersamaan sambil menikmati mujizat.

Puji Tuhan tidak ada insiden yang mencemaskan selama proses Pembangunan, tidak ada perselisihan yang berarti , tidak hutang yang bermasaalah, semua dapat diselesaikan.

Mujisat itu sungguh nyata ……….. dalam proses Pembangunan Gedung Gereja, Jemaat dimampukan pada Juli 2001 untuk membeli sebidang Tanah seluas 753 M2. dengan maksud dapat menampung berbagai kegiatan dalam Jemaat antara lain kegiatan Sekolah Minggu, Pengucapan Syukur dan lain-lain.

Perjalanan Jemaat Karassik pada hari ini jika dihitung dari tanggal penetapan sebagai Jemaat dalam Sidang Klasis yakni tanggal 1 Januari 1984 sudah berumur duapuluh lima tahun delapan bulan.

Selama kurun waktu tersebut Pendeta yang bertugas masing-masing

1. Pdt Y.P.Polandus B.Th sebagai Pendeta Konsulen dari tanggal 1 Januari s/d 12 Pebruari 1989.

2. Pdt. J.Ponipadang B.Th dari tanggal 12 Pebruari 1989 s/d 22 Pebruarai 1998.

3. Pdt H.E.T.Simangunsong S.Th dari tanggal 18 Oktober 1998 s/d 9 April 2006

4. Pdt. Petranelius Rannu Paratte S.Th. dari tanggal 14 Oktober 2005 sampai sekarang

Jumlah Anggota Jemaat saat ini sebanyak 1016 jiwa yang terdiri dari 247 Kepala Keluarga. Semula baru 60 Kepala Keluarga. Majelis Gereja sebanyak 58 orang terdiri dari 35 orang Penatua dan 23 orang Diaken

Bagi DIA lah Kemuliaan dalam Jemaat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar